Nestapa Kecanduan Judi Online

Prabu Rizki
Adrian Mulya & Mawa Kresna
8 menit

Pada mulanya coba-coba lalu menang, penasaran, kecanduan, lalu rungkad.

Kira-kira itu rangkuman cerita Jacob (26), mantan pegawai kantor pajak daerah. Dulu ia cukup sejahtera, kini ia terjebak judi online. Kecanduannya pada judol membuatnya terasing dari lingkungan, terlilit utang, plus dilanda kecemasan sepanjang hari.

Ini cerita yang klasik dan sudah jamak didengar, tapi sering kali disepelekan, padahal dampaknya besar dan berbahaya.

Coba-Coba Lalu Menang

Kisah Jacob berjudi online dimulai dua tahun lalu saat melihat temannya berjudi online. Ia penasaran, mengapa temannya bisa menikmati judi melawan algoritma itu? Jacob menjajal dengan modal Rp50 ribu. Dalam sekali duduk, modalnya habis. Lalu ia mendeposit Rp25 ribu, kali ini algoritma Zeus berpihak padanya, ia menang Rp300 ribu.

Kemenangan itu mendatangkan adrenalin yang perlahan berubah jadi candu.

Sejak itu ia nyaris tak pernah lepas dari judol. Ia memutar slot hingga larut malam dan berharap petir-petir Zeus mendatangkan uang secepat kilat. 

Jacob, mantan pegawai kantor pajak daerah, kecanduan judi online. Ia menolak ditampilkan wajahnya. Saat difoto, ia sedang menjalani rehabilitasi dari kecanduan judol di rumah tantenya. (Project M/Prabu Rizki)

“Sejak saya bermain judi online, saya menjadi lebih sering begadang, padahal saya harus bekerja. Saya juga jadi jarang makan karena sudah lupa saat mulai bermain judi online,” kata Jacob. 

Baron (26) mengawali kecanduan judol dengan cerita serupa. Mula ia berjudi online untuk kepentingan riset sebuah pameran foto di kampusnya. Saking seriusnya mendalami judol, ia malah terjebak di dalamnya.

Pikirannya mulai tak waras. Ia merasa judi online yang dijalankan dengan algoritma bisa ditebak dengan pola sederhana. Misalnya, ia memprediksi kemenangan akan datang tiap jeda tiga hari. Dua hari kalah, satu hari menang. Hitungan itu terasa rasional di kepalanya. 

“Saya mengira dapat membaca pola game judi online tapi ternyata masih juga kalah, padahal uang saya tinggal cukup untuk makan,” kata Baron.

Penasaran

Rasa penasaran memenangkan judol bikin Jacob makin terperosok ke jurang kekalahan tanpa dasar. Dari deposit ke deposit, tanpa terasa, ia sudah menghabiskan satu bulan pendapatan dari pekerjaannya sebesar Rp5 juta.

Mulanya ia enteng saja membakar uang untuk judol, merasa penghasilannya cukup. Tapi tak butuh waktu lama ia pun lupa diri.

“Seluruh uang penghasilan bekerja saya habiskan untuk judi online, saya merasa terus kurang saat saya kalah,” katanya. 

Setelah uangnya habis, bujuk rayu pinjaman online memanggilnya. 

“Awalnya saya hanya menggunakan pinjaman online untuk keperluan pribadi seperti membeli barang-barang keseharian saya, tapi saat bermain judi online dan kalah, saya mencari cara untuk mendapatkan uang cepat, dan saya putuskan untuk menggunakan pinjol,” ujarnya. 

Kalah judol belum tentu bikin orang stop bermain. Justru memacu keinginan untuk menang, Itulah yang dilalukan Baron. Ia terus bermain dengan alasan ingin mengembalikan modal yang sudah hilang. 

“Sehingga saya terus melakukan deposit ke judol dan terus bermain, walau akhirnya saya terus kalah,” katanya.

Kecanduan

Baron menyadari segala yang disuguhkan judol, mulai latar musik hingga karakter kartun, adalah tipu daya untuk membuat para penjudi betah dan nyaman. Hanya dengan mendengar musiknya saja, itu bisa memantiknya berjudi. 

Mudahnya melakukan deposit ke judol dengan dompet digital bikin Baron berpikir pendek. Apalagi saat itu ia tinggal sendiri di rumah. 

“Selama dua tahun terakhir saya tinggal sendirian di rumah, yang biasanya tinggal bersama saudara perempuan saya. Tapi dia pindah ke rumahnya sendiri. Saat sendirian di rumah dan melamun, saya pasti membuka situs judol dan bermain,” kata Baron.

Kartu yang tertinggal di dalam jam rumah tante Jacob tempat Jacob melakukan pemulihan. Demi mengatasi kebosanan, Jacob bermain kartu. (Project M/Prabu Rizki)
Catatan utang Jacob ke warung saat lari dari rumahnya untuk menghindari kejaran penagih utang pinjol. (Project M/Prabu Rizki)

Baron sudah sering mencoba untuk berhenti tapi setiap kali customer service judol menghubunginya dan mengajaknya berjudi lagi, ia sulit menolak.

“Ada saja pesan masuk dari salah satu aplikasi judol menawari saya terus bermain dengan iming-iming kemenangan hari ini,” kata Baron. “Mereka sering memberi saya cara-cara untuk menang pada hari ini dan hal ini membuat saya tergiur kembali bermain.”

Ketika uang habis, bukannya berhenti, ia justru melirik pinjol sebagai solusi. 

“Waktu itu saya menggunakan tujuh pinjol yang terdaftar dan tidak terdaftar ke OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Dari semua aplikasi itu, saya meminjam Rp15 juta dan semuanya habis,” katanya.

Untuk membayar uang pinjol, Baron melakukan gali lubang tutup lubang, dari pinjol satu ke pinjol lain. Ia hanya bisa melunasi dua pinjol; sisanya berujung teror dari penagih utang. 

“Saya diteror debt collector selama tiga bulan. Mereka mengancam akan menemui saya jika tidak mau membayar. Dalam sehari, saya bisa 50 kali ditelepon debt collector. Ini membuat saya takut dan cemas.”

Sampai sekarang, Baron tidak berani keluar rumah memakai motor karena takut dikejar penagih utang. Ia memilih mengendarai mobil dan memakai jaket dan masker sepanjang perjalanan.

Jacob juga kelabakan saat mulai dikejar penagih utang dari pinjol. Totalnya, ada delapan pinjol melilitnya. Uangnya sudah disedot bandar judol. Sepeda motornya sudah tergadai. Totalnya, ia ludes lebih dari Rp80 juta.

Uang Jacob yang terlipat menyerupai pesawat kertas sebagai simbol uang yang hilang menguap. (Project M/Prabu Rizki)
Jacob tidur di kursi rumah tantenya tempatnya memulihkan diri dari kecanduan judol.(Project M/Prabu Rizki)

Ketika teror penagih utang makin ganas dengan mendatangi rumahnya, Jacob takut pulang. Belum lagi ia harus menghadapi orangtua dan pamannya, atasan tempatnya bekerja. Ia malu dan takut. Ia memutuskan kabur. 

“Selama tidak pulang ke rumah, saya tinggal dan terjebak di rumah pengedar narkotika,” kata Jacob. “Saya tinggal di sana karena saya pernah meminjam Rp600 ribu dan saya merasa tidak enak jika harus pergi. Ditambah waktu itu saya diberi penghidupan seperti makan dan jajan, membuat saya semakin merasa berat untuk pergi.”

Rungkad

Dalam kondisi yang sudah habis-habisan dan kecemasan diteror penagih utang, Baron masih menaruh harap pada kemenangan berjudi. Ia mempertaruhkan uang makan sekaligus uang terakhirnya. 

“Waktu itu saya pernah ingin makan, tapi uang tinggal Rp50 ribu. Bukannya membeli makanan, malah saya mendepositkan uang saya untuk judi. Bukannya menang, saya ternyata kalah.”

“Waktu saya sangat merasa terpuruk akibat bermain judi, saya harus mencari uang receh di rumah untuk membeli makan. Setelahnya saya menangis karena perbuatan bodoh saya.”

Untuk mengatasi kecanduan judol dan rasa takut diteror pinjol, Baron mulai mencari grup-grup berbagi pengalaman cara berhenti berjudi online.

“Dari grup-grup itu saya melihat bagaimana orang bisa berhenti berjudi dan kembali hidup normal. Di sana banyak pengalaman orang lain yang lebih parah dari saya kecanduan judi online, dan ini membuat saya merasa bersyukur dan bertekad untuk berhenti.”

Jacob bersama teman-temannya bermain gitar untuk membangkitkan hobinya yang hilang sejak kecanduan judol. Dukungan kawan bikin Jacob punya semangat untuk keluar dari jeratan judol. (Project M/Prabu Rizki)

Baron juga kembali mencari kesibukan dengan jalan-jalan ke tempat yang disenanginya demi melupakan bermain judol.

“Saya pergi ke gunung bersama teman-teman. Teman-teman lama memberikan semangat. Saya juga berbagi pengalaman ke mereka. Saya rasa saat saya sudah mulai berani untuk bercerita, saat itulah saya mulai melupakan kecanduan saya.”

Jacob akhirnya memberanikan diri pulang setelah ibunya menelepon. Setelah dua bulan terjebak di rumah pengedar narkotika, ia mencari cara agar bisa keluar dari jeratan judol. 

“Ibu saya menelepon sambil menangis dan menyuruh saya pulang,” ujarnya. Sekarang Jacob diungsikan ke rumah tantenya untuk proses pemulihan.

“Sekarang saya tinggal bersama tante dan sepupu perempuan saya. Saya menenangkan diri karena tempatnya sepi dan asri. Tante dan sepupu saya juga senang memasak untuk saya karena tahu saya jarang makan sejak kecanduan judol,” kata Jacob.

Lapangan basket tempat Jacob biasa berolahraga. Sejak kecanduan judi online, Jacob meninggalkan banyak hobi.(Project M/Prabu Rizki)
Jacob mengambil buah buat asupan energinya saat proses pemulihan. Ia mencoba mengembalikan pola makan yang teratur. (Project M/Prabu Rizki)
Foto Jacob dan ibunya membuatnya selalu semangat untuk sembuh dari kecanduan judi online. (Project M/Prabu Rizki)
Jacob merenung di rumah tantenya tempatnya memulihkan diri. (Project M/Prabu Rizki)

Untuk melupakan judol, Jacob mulai kembali ke lingkaran pertemanannya. Ia juga kembali menekuni hobi bermusik dan bermain basket untuk mengalihkan perhatian. 

“Saya memutuskan berhenti bekerja karena lingkungan di sana membuat saya tidak bisa lepas dari judi online, ditambah mendapatkan uang sangat mudah. Saat mendapatkan uang yang mudah, membuat saya selalu ingin bermain judi online,” ujarnya.

Baron dan Jacob berharap bisa menutup kisah kecanduan judol dengan sebuah kemenangan yang sesungguhnya, yaitu terlepas dari jeratan judol.

Sebab ada pepatah: Kemenangan sejati seorang penjudi adalah ketika ia berhenti berjudi.

Terima kasih sudah membaca laporan dari Project Multatuli. Jika kamu senang membaca laporan kami, jadilah Kawan M untuk mendukung kerja jurnalisme publik agar tetap bisa telaten dan independen. Menjadi Kawan M juga memungkinkan kamu untuk mengetahui proses kerja tim Project Multatuli dan bahkan memberikan ide dan masukan tentang laporan kami. Klik di sini untuk Jadi Kawan M!

Prabu Rizki
Adrian Mulya & Mawa Kresna
8 menit