Pengerukan masif batubara selama seabad telah menciptakan realita hidup yang keras bagi masyarakat di Muara Enim, salah satu ladang “emas hitam” di Indonesia yang kaya sumber daya alam. Dalam film ini, kisah-kisah orang biasa di area itu berkelindan dalam ruang hidup yang sarat debu pekat, truk-truk bising yang lalu-lalang mengangkut arang, kondisi kerja penuh kerentanan, dan tragedi kemanusiaan.
Film dokumenter ini bagian dari serial reportase #EnergiKotor, terwujud berkat dukungan Earth Journalism Network melalui proyek kolaborasi khusus bertajuk “Available but not Needed”, yang mempertemukan enam media lintas-negara menyingkap kepentingan swasta dan publik mendanai pembangkit berbahan bakar fosil di Asia Tenggara.
Baca laporan sebelumnya dari serial ini:
Hidup dan Mati di Lumbung Batubara Muara Enim
Ambisi Jokowi Bikin PLN Lapar Batubara, Energi Kotor pun Jadi ‘Terbarukan’