Pada tahun 2024, Indonesia mencatat 295 konflik agraria yang mencakup lebih dari 1,1 juta hektar lahan, berdampak pada 67.436 keluarga di 349 desa. Sebagian besar konflik ini berkaitan dengan proyek infrastruktur yang masuk dalam skema Proyek Strategis Nasional (PSN).
Melalui liputan jurnalistik, Project Multatuli mendokumentasikan kisah-kisah kehilangan dan perlawanan dari warga yang tanahnya dirampas. Dalam cerita-cerita tersebut, hadir pula jejak tangan dan hubungan emosional yang mendalam antara manusia dan alamnya—pohon yang dianggap anak, tanah yang dianggap rumah, sungai yang dijaga sebagai warisan untuk anak cucu.
Project Multatuli hadir di MIWF 2025 yang bertajuk Land and Hand menghadirkan 5 seniman untuk merespon beberapa artikel dengan narasi kehilangan yang telah terbit di laman Project Multatuli dan bollo.id. Tujuannya adalah membangun ruang bersama untuk membayangkan kembali kehidupan sebelum kehancuran, sekaligus mengajak publik ikut memelihara ingatan atas relasi yang dirusak oleh pembangunan yang tidak berkeadilan.