Transisi ke energi baru dan terbarukan (EBT) sudah marak dibicarakan, tapi campuran energi Indonesia masih didominasi oleh bahan bakar fosil seperti batubara. Bisnis “energi kotor” ini bukan hanya tidak ramah lingkungan tapi juga meninggalkan dampak negatif bahkan menelan nyawa. Serial ini juga mengupas profil oligarki batubara yang berkuasa di Indonesia. (Project M/ M Nauval Firdaus)
Dukung kami untuk terus menyajikan serial liputan yang melayani masyarakat terpinggirkan dan mengawasi kekuasaan agar tidak ugal-ugalan.
Di pesisir utara Cirebon, Jawa Barat, berdiri dua Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang dioperasikan PT Cirebon Electric Power (CEP). PLTU Cirebon-1 beroperasi sejak 2012, dan PLTU Cirebon-2 pada 2022. Berdirinya pabrik listrik yang menyuplai 660 megawatt (MW) dan 1.000…
Tiga puluh empat tahun silam, mereka meninggalkan Tanah Jawa menuju Borneo demi mengejar hidup yang lebih baik. Satu per satu mimpi ditanam, bertumbuh, dan dipanen hasilnya. Ketika harapan hidup mulai terangkai, cobaan lain datang. Delapan belas tahun kemudian, satu per…
WAHYU AJI adalah nasabah dari empat perbankan besar nasional: Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Mandiri, dan Bank Central Asia (BCA). Aktivitas di luar status sebagai mahasiswa jurusan perencanaan wilayah dan kota di Universitas Gadjah Mada (UGM)…
Project Multatuli membuat laporan interaktif untuk membuka lembar demi lembar para oligark batubara di Indonesia. Kami mengajak pembaca memainkan laporan interaktif ini dengan menjawab pertanyaan tentang bisnis dan orang-orang yang saling terkait satu sama lain dalam jejaring oligarki bisnis batubara.…
BATUBARA telah lama jadi objek pemuas nafsu penguasa di Indonesia. Sebelum Indonesia merdeka, pemerintah kolonial Belanda pertama kali mengeruk batubara di Palaran, Kalimantan Timur, pada 1861, setelahnya mulai menambang di Ombilin, Sumatera Barat, pada 1892. Pulau Kalimantan dan Sumatera memang…