SejarahKampungKota

Serial ini diadaptasi dari kampungkotamerekam.net yang aktif pada 2017 hingga 2019. Sejarah dalam Kampung Kota Merekam (KKM) adalah sejarah perjuangan orang-orang kecil, yang senantiasa diancam dan terancam oleh ekspansi kapitalisme dengan dalih pembangunan, dalam mempertahankan dan/atau merebut kembali ruang hidup mereka; merebut hak atas kota. (Project M/Felix Jody)

Dukung kami untuk terus menyajikan serial liputan yang melayani masyarakat terpinggirkan dan mengawasi kekuasaan agar tidak ugal-ugalan.

Harapan Hidup Manusia yang Terbakar lalu Digusur di Kampung Kerapu

ANDI AMIR baru saja tidur pada bakda subuh minggu pertama bulan Ramadan tahun 2005, ketika ia tersentak oleh koor teriakan dari seberang kali. “Api-api, kebakaran-kebakaran.” Di perkampungan seperti Kerapu, tempat tinggalnya, juga seperti di Lodan, kampung tempat teriakan berasal, kebakaran…

Si Tua Major Massie yang Menyimpan Sejarah Kampung Tongkol

UNTUK MENUJU Kampung Tongkol, jika kita mengikuti rute yang ditunjukkan Google Maps, kita diarahkan masuk dari Jl Pakin, lalu memutar sambil menyisiri pinggiran Ciliwung dari Kampung Kerapu. Pada 2017, saat saya ke sana, ada bekas pondasi rumah yang dibongkar warga…

Azhar Irfansyah8 Jun 2022

Hikayat Kunir: Kampung Para Hansip Penjaga Kota yang Bertahan di Reruntuhan

MEI 1998. Daerah Glodok sampai Kota Tua, jalanan penuh oleh iring-iringan manusia kalap. Api dan penjarahan terjadi di mana-mana. Dari salah satu sudut, Suhadi menyaksikan para penjarah mengangkut TV dan kulkas. Kota benar-benar kacau. Hari itu Suhadi bersama warga kampung…

Evi Mariani7 Apr 2022

Bin Jamin dan Para Jawara Kampung Lodan

BABAH AIK kaget saat mandor kepercayaannya, bin Jamin, tiba-tiba menggebrak meja kantor dengan mata melotot sambil membawa golok. “Kalau Babah tak mau ngasih itu tanah, saya bakar gudang ini,” kata bin Jamin. Tanah yang dimaksud bin Jamin adalah sebujur lahan…

Kampung Elektro Bertahan dari Sengatan Penggusuran

Kaluding, 74 tahun, adalah seorang veteran nelayan. Sejak datang di Jakarta tahun 1960, hidupnya ditimang ombak. Ia nyaris tak mengenal daratan. Pria yang akrab disebut Daeng Kalo itu berlayar ke Banjarmasin, Pontianak, Makassar, hingga Surabaya. Lima tahun setelahnya, Daeng Kalo…